Kamis, 29 Maret 2012

interaksi trumbu karang dengan plankton



Laut Menyerap Karbon Paling Besar


Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi potensi laut menyerap CO2 dapat lebih tinggi dibanding hutan. Melalui berbagai organism laut yang melimpah seperti terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun serta biota kecil seperti plankton atau mikro alga, ekosistem laut ternyata berkemampuan dan menjadi solusi menghadapi fenomena global warming.

Bapak menteri memaparkan, laut menyerap CO2 dari atmosfer dalam jumlah yang sangat besar sekitar 245,6 juta ton per tahun atau seperempat CO2 yang dihasilkan pembakaran bahan bakar fosil, kemudian disimpan di laut. Bahkan, laut Indonesia dengan terumbu karang mencapai 75.000 kilometer serta 6,7 juta hektare kawasan konservasi laut berkontribusi menyerap 43,6% karbon dioksida (CO2) dunia. Di beberapa bagian laut, CO2 yang tersimpan hingga berabad-abad berperan sangat besar mengurangi pemanasan global.

Kemampuan laut menyerap CO2 akan berkurang jika ekosistem laut semakin mengalami kerusakan. Indonesia yang memiliki wilayah lautan 70% dari total wilayahnya tentunya memiliki kandungan biomassa yang jauh lebih banyak. Kekayaan ekosistem laut Indonesia berprospek sebagai alternatif menekan pemanasan global dan perubahan iklim di masa mendatang, meskipun sampai sekarang belum mendapatkan perhatian khusus.

Jika karang dan plankton terpelihara, maka akan memiliki kontribusi untuk serap CO2 lebih besar dari hutan.



Detritus yang terbentuk karena kematian akan menjadi awalpembentukan rantai makanan detrital yang banyak dilakukan oleh organismepengurai atau dekomposer. Hasil dari proses dekomposisi yang dilakukandekomposer adalah terbentukknya bahan anorganik maupun organik. Bahananorganik akan dimanfaatkan oleh organisme autotrop seperti fitoplanktonsedangkan bahan organik dapat dimanfaatkan langsung oleh beberapaorganisme pemakan detritus (detritus feeder) 

laut memiliki keterikatan ekosistem satu sama lain di perairan laut contoh Ekosistem littoral, yang didominasi oleh rumput laut (Thalassia sp).Ekosistem pantai, yang didominasi oleh Butun (Baringtonia asiatica), Ketapang (Terminalia cattapa), Nyamplung (Callophylum inophylum), Pandan (Pandanus rectorius) dan Waru laut (Hibiscus tiliaceus).

Ekosistem dataran rendah, yang didominasi oleh Laban (Vitex pubescens), Marong (Cratoxylon formosum), Kisegel (Dilenia excelsa) dan

Ekosistem padang rumput, yang didominasi oleh Alang-alang (Impenata cylindrica), Saliara (Lantena camara), Rumput teki (Kyllinga monocephala)

Pangandaran ditumbuhi terumbu karang berikut ikan karang, rumput laut dan alga. Jenis-jenis tersebut antara lain : Acropora, Fungis sp, Favia sp, Oxypora, Chaetodon sp, Apolemichthys sp, Dasyllus sp. Berdasarkan hasil

pengamatan tahun 1998 tutupan terumbu karang terdiri dari karang batu (21,15%), Karang mati (42,65 %). Kerusakan masif terumbu karang dipengaruhi selain karena tsunami tetapi juga karena kerusakan alami akibat letusan Gunung ,akibat ulah manusia melalui pemanenan terumbu karang untuk suvenir, dan penangkapan ikan dengan metode peledakan maupun racun.

Terumbu Karang


Terumbu karang merupakan Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-­jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis­-jenis moluska, crustasea, echinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton.

Terumbu karang
Pertumbuhan terumbu karang dibatasi oleh beberapa faktor seperti suhu, salinitas, cahaya, kedalaman, gelombang dan arus. Fungsi dari terumbu karang sendiri adalah untuk tempat asuhan, mencari makan, dan pemijahan ikan.
Ekosistem terumbu karang banyak ditemukan di pantai sebelah barat dan timur. Pada ekosistem terumbu karang terjadi interaksi makan-memakan hingga terbentuklah jaring makanan. Berikut skema jaring makanan yang terjadi di ekosistem terumbu karang secara umum:




Jaring makanan 1


Jaring makanan 2

Dari gambar diatas dapat dilihat yang bertindak sebagai produsen karang batu adalah : alga makro, alga koralin, bakteri fotosintetik ——> kemudian dimakan oleh  konsumen seperti Ikan, Ekhinodermata, Annelida, Polikhaeta,Krustasea, Holothuroidea, Moluska, dll ——> Selanjutnya akan dimakan oleh predator seperti ikan besar, cumi-cumi, dan lain-lain ——> Proses terakhir adalah penguraian oleh detritus.

Komunitas ikan piscivor  seperti hiu, kerapu, kuwe, dan kakap tergolong sebagai top predator di ekosistem terumbu karang.

plankton dan trumbu karang juga dapat di jadikan supelmen makanan yang kaya akan gizi.ada salah satu produk yang terbuat dari trumbu karang dan planktonMakanan, Supplement Nutrisi, Plankton Cair merk Sera Germany untuk Akuarium Air Laut Terumbu Karang. Supplement Nutrisi mengandung  Calcium, Magnesium, Strontium, dan trace element lainnya yang dibutuhkan untuk Akuarium Air Laut / Terumbu Karang.


Daftar Pustaka

web.ipb.ac.id
web.maritim.ac.id
web.google.co.id

Rabu, 21 Maret 2012

bagaimana cara mengukur tekanan air

karena  semakin besarnya gaya yang bekerja pada lapisan yang lebih dalam. Satuan dari tekanan dalam cgs adalah dynes/cm2, sedangkan dalam mks adalah Newton/m2. Satu Pascal sama dengan satu Newton/m2. Dalam oseanografi, satuan tekanan yang digunakan adalah desibar (disingkat dbar), dimana 1 dbar = 10-1 bar = 105 dynes/cm2 = 104 Pascal.

Bagaimana dengan tekanan di laut?  Di laut, gaya gravitasi yang bekerja (ke arah bawah) akan diimbangi oleh gaya akibat adanya perbedaan tekanan tersebut (ke arah atas), sehingga air yang bergerak ke bawah tidak akan mengalami percepatan. karena Gaya tekanan bekerja dari tekanan yang berbeda pada satu titik ke titik lainnya. Gaya ini bekerja dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.

Alat-Alat yang berhubungan dengan pengukuran tekanan dalam laut.

1. CTD (Conductivity Temperature Depth).




Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran. CTD digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam. 
Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas).

a. Sensor Tekanan.

Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan kedalaman. Sensor ini terdirai dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan wheatsrone kemudian dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan alat resistansi yang berubah ketika mendapat tekanan, Tahanan ini akanmemegang peranan ketika mendapat gaya dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban (berat), arus dll. (Herunadi, 1998).



Cara kerja:

CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure monitor atauquartz crystal.

Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.

2. Ocean bottom Seismometer





Seismometer mengukur gerakan dalam kerak bumi. Sekitar 90 persen dari seluruh alam terjadi gempa bawah laut, di mana tekanan yang besar dan dingin membuat pengukuran sulit. Seismometer laut-bawah (OBS) dikembangkan untuk tugas ini.

Para ilmuwan menggunakan data seismometer untuk menghitung energi yang dilepaskan oleh gempa bumi, seperti yang besar pada bulan Desember 2004 yang menyebabkan tsunami Samudera Hindia. Dengan menggunakan seismometer sensitif untuk mempelajari gempa bumi kecil, para peneliti sedang bekerja untuk memprediksi gempa bumi besar atau letusan gunung berapi.

ilmuwan lain menggunakan seismometer untuk mengintip di dalam Bumi itu sendiri.Gelombang yang menghasilkan gempa bumi mendapatkan cacat atau melambat ketika mereka melalui bahan yang berbeda dalam bumi. Seismometer dilengkapi dengan jam tepat merekam bentuk dan kecepatan gelombang ini ketika mereka tiba. Setelah gempa bumi, data dari seismometer luas banyak membantu ahli geologi untuk menghitung struktur Bumi mantel dan kerak.

Seismometer dan tekanan

karena seismometer digunakan sebagai indikator terjadinya gempa bumi di bawah laut, maka alat ini juga dapat mengukur tekanan air dibawah laut karena seismometer dapat bertahan di dalam keadaan tekanan laut yang besar dan dingin dibandingkan dengan alat lainnya yang tidak bisa menjangkau daerah bertekanan besar tersebut

Cara kerja :

Seismometer bekerja dengan menggunakan prinsip inersia. Tubuh seismometer terletak aman di dasar laut. Di dalam, massa berat tergantung pada musim semi antara dua magnet. Ketika bergerak bumi, begitu juga seismometer dan magnet, tetapi sebentar massa tetap di tempat itu. Sebagai massa berosilasi melalui medan magnet menghasilkan arus listrik yang langkah-langkah instrumen.

seismometer itu sendiri adalah silinder logam kecil, sisa timbunan footlocker berukuran terdiri dari peralatan untuk menjalankan seismometer (logger data dan baterai), perlahan seismometer tenggelam ke dasar laut, kemudian dengan menggunakan rilis akustik remote control dan flotasi untuk membawa alat kembali ke permukaan.

3. Manometer digital




Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada beberapa daerah pengukuran. Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan atmosfir). Manometer digital dapat mengukur tekanan air hingga kedalam 25 meter. walaupun tidak memiliki kapasitas kedalam yang dalam, alat ini dapat digunakan dalam pengukuran dalam kehidupan sehari-hari.

4. output pemancar tekanan air



Satu lagi alat yang merupakan output dari pemancar untuk pengukur tekanan air. Alat ini dapat mengukur tekanan yang berkisar dari 100 mbar sampai dengan 1000 bar dari kedalaman laut. Selain itu, alat ini juga dapat menhitung temperatur di kedalaman laut yang berkisar -25C hingga 100C.

3.Densitas Air Laut
Densitas,ρ didefinisikan sebagai massa per satuan volume (g cm-3).  Densitas air laut tergantung pada suhu t dan salinitas s sampel dan juga tekanan air laut p sebagai hasil dari kompresibilitas air.  Densitas air laut lebih besar dari pada densitas air murni karena adanya kandungan garam (Neuman dan Pierson, 1966).  Di permukaan laut, rata-rata densitas sekitar 1.025 g cm-3.  Di dalam oseanografi fisik dibutuhkan akurasi penulisan densitas air laut sekitar lima tempat desimal.  Sebagai contoh, suhu air laut adalah t=20 oC dan salinitas S=35‰, densitas air laut pada tekanan atmosfer ρ=0 adalah 1.02478 g cm-3.  Karena penulisan angka dari densitas air laut selalu dimulai dari 1.0... (dengan pengecualian pada suhu tinggi dan salinitas < 5 ‰) maka untuk menyederhanakan angka tersebut dikenalkan besaran.

blog sebelumnya dapat dilihat

blog selanjutnya dapat di lihat